Rabu, 14 Desember 2011

Perkembangan Komik Indonesia


Komik Indonesia zaman dulu
 Cara bercerita dengan menggunakan gambar sudah dikenal di Indonesia sejak zaman kerajaan-kerajaan di kepulauan nusantara. Salah satu contoh cara bercerita menggunakan gambar ini pada masa purbakala adalah relief-relief yang terdapat pada candi-candi yang tersebar di seluruh Indonesia.
 Komik Indonesia lahir pada 1931 ketika harian Sin Po memuat komik humor yang menceritakan tentang seorang tokoh gendut Put On, karya Kho Wang Gie. Kemudian disusul dengan mingguan Star Magazine yang memuat Si Tolol, dan Star Weekly dengan Oh Koen. Komik Indonesia pada awal kelahirannya dapat di bagi menjadi dua kategori besar, yaitu komik strip dan buku komik. Di awal tahun 1950-an, salah satu pionir komik bernama Abdulsalam menerbitkan komik strip heroiknya di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, salah satunya berjudul “Kisah Pendudukan Jogja”, bercerita tentang agresi militer Belanda ke atas kota Yogyakarta. Komik ini kemudian dibukukan oleh harian “Pikiran Rakyat” dari Bandung. Sebagian pengamat komik berpendapat bahwa inilah buku komik pertama-tama oleh artis komik Indonesia.

Hingga pada tahun 1954, banyak komikus Indonesia yang menjiplak dan melakukan imitasi terhadap cerita-cerita serta superhero dari komik-komik barat. Selain itu juga banyak dibuat komik-komik yang menceritakan kisah-kisah perjuangan kemerdekaan hingga kepada dongeng dan legenda. Hingga pertengahan tahun 1971, judul komik Indonesia yang terbit dan beredar berada di atas angka 800.

Periode 1970-an muncul banyak komik fantasi Indonesia, yang merupakan pengaruh masuknya komik superhero Amerika terbitan Marvel Comics, DC Comics, dan lainnya. Bahkan beberapa komikus banyak beralih membuat komik fantasi seperti Kus Bram. Selain itu juga muncul genre silat dengan fantasi dan mistik. Sayangnya perkembangan komik Indonesia yang pernah mengalami masa keemasan tersebut mulai surut sekitar tahun 1970, disusul dengan masuknya komik-komik lisensi yang diterbitkan di Indonesia, seperti misalnya Tintin, Lucky Luke, Richie Rich, Casper, Smurf dan lain-lain. Sekitar tahun 1990 mulai masuk komik-komik dari Jepang (Candy- candy, Doraemon, Kung Fu Boy) dan Hong Kong (Tiger Wong, Tapak Sakti).

Gerakan komik lokal 90-an. Setelah kemandegan komik lokal hingga awal 90-an, generasi baru mulai muncul. Generasi baru 90-an sebagian besar adalah para mahasiswa perguruan tinggi di kota-kota besar terpusat di Jakarta, Bandung, Yogya pelan-pelan mulai membangun frame gerakan komik masing-masing. Komikus-komikus muda cenderung menerima pengaruh dari style komik Jepang dan Amerika. Meski tidak semua mengadopsi gaya tersebut, tapi pilihan terhadap gaya Jepang atau Amerika nampak pada komikus atau studio komik yang lebih berorientasi pada kondisi pasar sekarang.

Ada dua aliran utama yang mendominasi komik modern Indonesia, yaitu Amerika (lebih dikenal dengan comics) dan Jepang (dengan stereotype manga).

Salah satu komik yang diterbitkan KOLONI
Belakangan, Komik Indonesia yang banyak diterbitkan oleh KOLONI, salah satu lini penerbitan komik milik m&c Gramedia Grup, lebih banyak menampilkan komik Indonesia dengan gaya gambar "manga". Beberapa komikus sepakat, Komik Indonesia adalah komik yang dibuat (cerita dan/atau gambarnya), diproduksi, disebarluaskan, oleh komikus & orang-orang Indonesia. dan DI INDONESIA.
Beberapa nama komikus Indonesia yang sedang naik daun sekarang contohnya Is Yuniarto, Mazjojo, Galang Tirtakusuma, Aloysius Alfa, Anca Sulaiman, dll. Dan beberapa studio komik yaitu LESEHAN, KOMIKERS, dll.


Satu hal yang sangat ironis, sekarang banyak komikus muda sibuk dituntut untuk membuat “komik Indonesia”, padahal sebagian besar dari mereka hanya sempat membaca 1 atau 2 buah karya “leluhurnya”. Karena itulah banyak komikus muda yang sulit menemukan gambaran yang sempurna tentang komik Indonesia yang ideal. Padahal kalau dicermati, komik Indonesia masa lalu mengungkap fakta bahwa sejak dahulu para komikus senior tidak pernah memusingkan tentang bagaimanakah “komik Indonesia” yang sebenarnya. Terbukti bahwa mereka juga terpengaruh oleh komik-komik asing pada masa itu. Yang jelas, mereka membuat karyanya dengan sepenuh hati dan jujur, terlihat dari alur cerita yang menarik, karakter yang kuat, serta teknik berkomik yang luar biasa. Maju terus KOMIK INDONESIA! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar